KIMIA MEDISINAL
MEKANISME EFEK SAMPING BUPIVACAIN
(BUVANEST SPINAL)
Bupivacaine adalah obat anestesi lokal jenis
amida yang memiliki masa kerja panjang dan mula kerja yang pendek. Seperti
halnya anestesi lokal lainnya, bupivacaine akan menyebabkan blokade yang
bersifat reversibel pada perambatan impuls sepanjang serabut saraf, dengan cara
mencegah pergerakan ion-ion natrium melalui membran sel, ke dalam sel.
Kali ini,
saya akan membahas mengenai mekanisme efek samping dari bupivacain ini. Amun
sebelumnya, mari kita lihat informasi seputar bupivacain itu sendiri.
Penggunaan bupivacaine
untuk anestesi spinal
Penggunaan bupivacaine untuk anestesi spinal pada
ketinggian Thorakal X-XII, adalah 2-3 jam, dan memberikan relaksasi otot
derajat sedang (moderate). Efek blokade motorik pada otot perut menjadian obat
ini sesuai untuk digunakan pada operasi-operasi perut yang berlangsung sekitar
45 - 60 menit. Lama blokade motorik ini tidak melebih durasi analgesiknya. Larutan
Bupivacaine hiperbarik yang digunakan pada anestesi spinal, pada saat awal
penyebarannya di ruang sub-arachnoid, sangat dipengaruhi oleh gravitasi. Selain
itu, penyebarannya lebih mudah ke arah cephalad dibanding larutan isobarik,
bahkan pada posisi horisontal sekalipun. Pada larutan isobarik, tanpa
penambahan dextrose, akan menghasilkan blok yang lebih rendah, tapi berdurasi
lebih lama, dibanding larutan hiperbarik.Sedangkan pada larutan hiperbarik,
oleh karena distribusi pada intrathekal lebih luas dan konsentrasi rata-ratanya
yang lebih rendah, maka durasi kerjanya pun cenderung lebih pendek.
Indikasi
- Anestesi Intrathekal (sub-arachnoid, spinal) unutk pembedahan
- Pembedahan di daerah perut selama 45 - 60 menit (termasuk operasi Caesar)
- Pembedahan dibidang urologi dan naggota gerak bawah selama 2- 3 jam
Kontra-indikasi
- Hipersensitif terhadap anestesi lokal jenis amida
- Penyakit akut dan aktif pada sistem saraf, seperti meningitis, poliomyelitis, perdarahan intrakranial, dan demyelinating, peningkatan tekanan intrakranial, adanya tumuor otak atau di daerah spinal
- Stenosis spinal dan penyakit aktif (spondilitis) atau trauma (fraktur) baru pada tulang belakang.
- TBC tulang belakang
- Infeksi pada daerah penyuntikan
- Septikemia
- Anemia pernisiosa dengan degeerasi kombinasi sub-akut pada medulaspinalis
- Gangguan pembekuan darah atau sedang mendapat terapi antikoagulan secara berkesinambungan
- Hipertensi tidak terkontrol
- Syok kardiogenik atau hipovolemi
- Obstetric paracervical block
- Anestesi Intravena (Bier's Block) dan semua pemberian secara intravena
Dosis
- Anestesi spinal pada orang dewasa 7,5 - 20 mg
- Penyebaran anestesi tergantung pada beberapa faktor, termasuk di dalamnya volume larutan dan posisi pasien selama dan setelah penyuntikan ke rongga sub-arachnoid.
- Harus dipahami bahwa tingkat anestesi spinal yang dicapai oleh anestesi lokal tidak dapat diperkirakan pada pasien. Oleh karena itu penggunaan obat ini hanya boleh digunakan dan diberikan oleh dokter yang berkompeten.
- Bupivacaine dapat diberikan pada penderita anak-anak. Hanya perlu dipahami bahwa volume cairan serebrospinal pada bayi dan neonatus relatif lebih tinggi dibanding orang dewasa, sehingga membutuhkan dosis/kg yang relatif lebih besar untuk menghasilkan block pada level yang sama.
- Dosis yang direkomendasikan untuk anak-anak adalah sebagai berikut:
- 0,4 - 0,5 mg/kgBB, untuk bayi dengan BB > 5 kg
- 0,3 - 0,4 mg/kgBB, untuk anak-anak dengan BB 5 - 15 kg
- 0,25 - 0,3 mg/kgBB, untuk anak-anak > 15 kg
- Injeksi spinal hanya boleh diberikan jikan ruang subarachnoid sudah teridentifikasi secara jelas dengan ditandai keluar dan menetesnya cairan serebrospinal yang jernih, atau terdeteksi oleh aspirasi cairan serebrospinal
- Larutan harus segera digunakan setelah ampul terbuka dan sisanya harus dibuang.
Dapat dilihat beberapa informasi
penting mengenai bupivacain yang mungkin dapat bermanfaat bagi yang baru saja
membaca apa itu bupivacain. Sekarang kita akan membahas mengenai efek samping
bupivacain secara umum.
Mekanisme Efek Samping Buvanest ( Bupivacaine)
·
Bupivacaine
merupakan obat berbahan kimiawi, tentu memiliki efek samping. Efek
samping ini akan dirasakan apabila dosis buvanest yang diberikan berlebih,
tersuntik (tidak sengaja) pada pembuluh darah, atau metabolisme pasien
berjalan lambat. Namun efek samping yang paling sering ditemukan berhubungan
dengan sistem saraf pusat dan jantung dan pembuluh darah.
·
Reaksi jantung dan pembuluh darah, reaksi pada
bagian ini biasa disebabkan dosis buvanest yang terlalu tinggi ataupun
tersuntik (tidak sengaja) pada pembuluh darah. Gejalanya yaitu depresi
pada otot jantung, penurunan curah jantung, hipotensi, gangguan irama jantung
bahkan berhentinya detak jantung.
·
Reaksi alergi, biasanya hal ini jarang terjadi
untuk pembiusan tapi kemungkinan ini masih bisa terjadi. Reaksi ini terjadi
akibat hipersensitifitas terhadap kandungan. Gejalanya yaitu gatal gatal,
timbulnya bentol bentol, kemerahan dan bengkak di wajah, mual, muntah hingga
keringat berlebih dan pingsan.
- Pada umumnya, hampir semua efek samping yang terjadi pada anestesi spinal, berhubungan dengan efek blokade pada saraf itu sendiri, bukan karena efek obatnya, antara lain: hipotensi, bradikardi, sakit kepala setelah punksi dural
- Total blok spinal yang akan menyebabkan terjadinya depresi kardiovaskuler, yang disebabkan blok pada sistem saraf simpatetis yang luas, dengan akibat hipotensi, bradikardi, bahkan henti jantung; dan depresi pernapasan yang disebabkan blokade otot-otot pernapasan, termasuk otot diafragma.
- Cedera neurologis, meskipun sangat jarang, seperti parastesi, anestesi, kelemahan motorik, hilangnya kontrol sphincter.meskipun bersifat reversibel, tetapi dilaporkan juga adanya gangguan yang bersifat permanen.
- Reaksi alergi, meskipun jarang, yang berupa dermatitis alergikan, bronchospasme dan anafilaksis.
- Toksisitas sistemik akut, seperti mengantuk (drowsiness), gelisah, excitement, gugup, pandangan kabur, mual, muntah, kekakuan otot, sampai kejang hingga hilangnya kesadaran dan henti jantung. Hal ini biasanya akibat terjadinya penyuntikan ke intravaskuler secara tidak sengaja, yang ditandai rasa tebal di lidah, light headedness, dizziness, dan tremor yang diikuti dengan kejang dan gangguan kardiovaskuler.
Adapun beberapa penjelasan mengenai
efek samping dari bupivacain yang lebih jelas dan lebih lanjut supaya dapat
dipahami seperti yang terpapar di bawah ini :
Cedera neurologis Permanen
Cedera neurologis permanen adalah komplikasi yang
menghancurkan setelah anestesi buvanest spinal. Neurologis cedera
dapat terjadi setelah pengenalan jarum ke sumsum tulang belakang atau saraf,
saraf tulang belakang ischemia, kontaminasi bakteri dari ruang subarachnoid,
atau pembentukan hematoma. Meskipun elisitasi dari parestesia selama anestesi
buvanest spinal telah terlibat sebagai faktor risiko untuk cedera neurologis
gigih, tidak diketahui apakah injeksi larutan anestesi lokal setelah
paresthesia ini ditimbulkan harus dihentikan. Hal ini juga diketahui apakah
injeksi sebenarnya anestesi lokal setelah paresthesia ini ditimbulkan penyebab
kerusakan neurologis permanen, mirip dengan apa yang terjadi di saraf perifer
ketika suntikan dikaitkan dengan tekanan tinggi selama injeksi larutan anestesi
lokal. Hal ini mungkin bahwa ketika paresthesia terjadi, bahwa saraf tulang
belakang telah ditembus oleh jarum spinal; injeksi consequently- anestesi lokal
ke dalam saraf tulang belakang menyebabkan kerusakan neurologis permanen.
Radang selaput
Meningitis, baik bakteri atau aseptik, dapat terjadi
setelah anestesi buvanest spinal dilakukan. Sumber infeksi termasuk
terkontaminasi nampan tulang belakang dan obat-obatan, infeksi pasien, dan
flora lisan dari orang di belakang pasien tanpa sungkup muka pada. solusi
povidone-iodine yang paling sering dipilih untuk antisepsis kulit sebelum
inisiasi anestesi epidural dan spinal, dan sekali pakai kontainer disarankan.
Sebagian besar kasus meningitis setelah anestesi buvanest spinal pada paruh
pertama abad kedua puluh yang aseptik dan bisa dilacak untuk kontaminasi bahan
kimia dan deterjen. Hal ini sangat penting untuk menggunakan teknik aseptik yang
ketat saat melakukan anestesi buvanest spinal. Siapapun di belakang pasien
selama pemberian anestesi spinal harus memakai topi dan masker wajah untuk
mencegah pembenihan CSF pasien dengan flora orofaringeal.
Secara umum, untuk mengurangi komplikasi neurologis
setelah anestesi buvanest spinal, beberapa aturan keselamatan harus diikuti.
Menjaga sterilitas ketat sepanjang prosedur blok tulang belakang. Siapapun di
belakang pasien selama penempatan anestesi buvanest spinal harus memakai topi
dan masker wajah. Periksa nilai laboratorium pasien dan pastikan parameter
koagulasi berada dalam batas normal. Ikuti panduan kedua ASRA konferensi
konsensus tentang anestesi neuroaksial dan antikoagulan. Ketika memberikan
anestesi buvanest spinal, menggunakan dosis yang efisien terendah larutan
anestesi lokal. Lengkap blokade saraf tidak harus selalu mengarah ke injeksi
spinal lain dari solusi anestesi lokal, mengevaluasi kembali dan berusaha untuk
mengubah tingkat blok spinal sebelum mengulangi injeksi. Hindari volume besar
dan suntikan berulang dari lidokain hiperbarik. Tidak pernah menyuntikkan
larutan pengawet yang mengandung ke dalam ruang subarachnoid. Administrasi
senyawa baru dalam ruang subarachnoid harus didukung oleh data
neuropharmacology tulang belakang dan kurangnya neurotoksisitas harus sebelumnya
telah diperiksa dengan hewan percobaan.
Postdural Migrain
PDPH pertama kali dijelaskan oleh Dr. Agustus Bier
pada tahun 1898, setelah bereksperimen pada dirinya sendiri. Insiden PDPH
adalah sampai dengan 25% setelah anestesi bupivakain spinal, dan morbiditas
utama setelah PDPH adalah pembatasan kegiatan hidup sehari-hari. Sakit kepala
bersifat buruk ketika kepala adalah tinggi dan menjadi lebih ringan atau
benar-benar lega ketika pasien terlentang. PDPH ini disebabkan hilangnya CSF.
Berikutnya tekanan CSF yang rendah menyebabkan traksi pada akar saraf dan
struktur intrakranial ketika pasien berdiri tegak. Rasa sakit setelah pungsi
dural mungkin karena peningkatan aliran darah otak (CBF). Tekanan CSF menurun,
CBF meningkat untuk mempertahankan volume intrakranial konstan. Gejala saraf
kranial seperti diplopia dan tinnitus dapat terjadi bersama dengan mual dan
muntah.
Jika ada perubahan mental akut terjadi atau patch
darah kedua gagal untuk menghasilkan bantuan, neurologi sebuah berkonsultasi
harus segera diperoleh akan:
- Cedera neurologis dapat terjadi setelah pengenalan jarum ke sumsum tulang belakang atau saraf, saraf tulang belakang ischemia, kontaminasi bakteri dari ruang subarachnoid, atau pembentukan hematoma.
- sindrom cauda equina dikaitkan dengan penggunaan mikrokateter tulang belakang terus menerus.
- anestesi buvanest spinal tinggi dapat mengakibatkan pernafasan dangkal, kemungkinan besar karena batang otak iskemia.
- Bradikardia biasanya mendahului serangan jantung dan awal, pengobatan agresif dibenarkan.
Anestesi Spinal Atas
anestesi spinal atas dapat mengakibatkan gangguan
pernafasan mendalam, kemungkinan besar karena batang otak iskemia. Jika tekanan
darah dan curah jantung menjadi terlalu rendah karena vasodilatasi, aliran
darah otak dapat terganggu. Hal ini menyebabkan iskemia dari pusat pernapasan
medula. Jika tekanan darah dan curah jantung dikembalikan dengan cepat,
respirasi spontan dapat kembali segera. Ini menggambarkan pentingnya pemantauan
tanda-tanda vital erat dan bertindak cepat untuk memperbaiki mereka.
Gagal Jantung
Kolaps kardiovaskular dapat terjadi setelah anestesi
buvanest spinal, meskipun peristiwa langka. dilaporkan
hanya 9 serangan jantung di anestesi bupivakain spinal dilakukan.
Bradikardia biasanya mendahului serangan jantung dan awal.
Dalam kasus serangan jantung setelah anestesi buvanest
spinal, epinefrin harus digunakan awal, dan Advanced Cardiac Life Support
(ACLS) protokol harus dimulai. Ada beberapa teori tentang mengapa hasil
anestesi buvanest spinal di serangan jantung. depresi pernapasan, sedasi
berlebihan. Henti jantung setelah anestesi buvanest
spinal dapat terjadi dengan saturasi oksigen di atas 95%, dan hipoksemia tidak
bisa disalahkan sebagai satu-satunya penyebab serangan jantung. Berlebihan
sedasi memiliki juga telah diusulkan sebagai alasan untuk serangan jantung,
tapi dengan penggunaan oximeters pulsa, tidak mungkin bahwa baik sedasi
berlebihan atau hipoksemia merupakan penyebab. Penurunan preload mungkin
menyebabkan peningkatan respon parasimpatis yang menghasilkan bradikardia.
Aktivasi tiga jenis reseptor telah diusulkan untuk menyebabkan bradikardia:.
baroreseptor tekanan rendah di atrium kanan, reseptor dalam alat pacu jantung
miokard, dan mechanoreceptors di atrium kiri faktor-faktor lain yang dapat
menyebabkan lebih banyak bradikardia berat setelah anestesi buvanest spinal
termasuk blokade tinggi simpatik dari anestesi buvanest spinal, hiperkarbia,
hipoksemia, kelebihan sedasi dari obat yang diberikan, dan obat-obatan kronis
yang menyebabkan penekanan sistem saraf simpatik.
PERTANYAAN :
1. Apakah
obat bupivacain dapat digunakan untuk ibu hamil dan anak dibawah 5 tahun?
Bagaimana kontraindikasinya?
2. Apakah obat bupivacain dapat
digunakan bersamaan dengan obat lain?
3. Bagaimana mekanisme kerja dari bupivacaine
?
4. Mengapa pada penggunaan buvanest
dapat menyebabkan kantuk?
DAFTAR PUSTAKA
Gilman, A.G.
2007. Goodman & Gilman Dasar Farmakologi Terapi, diterjemahkan oleh Tim Alih Bahasa Sekolah
Farmasi ITB, Edisi X, 877. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Yessy, terkait pertanyaan "Apakah Bupivacaine aman untuk ibu hamil dan menyusui?"
BalasHapusNah, sebenarnya tidak ada penelitian yang memadai mengenai risiko penggunaan obat ini pada ibu hamil atau menyusui. Selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini. Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C menurut US Food and Drugs Administration (FDA).
Berikut referensi kategori risiko kehamilan menurut FDA:
A= Tidak berisiko
B=Tidak berisiko pada beberapa penelitian
C=Mungkin berisiko
D=Ada bukti positif dari risiko
X=Kontraindikasi
N=Tidak diketahui
Hi yesy. Menurut artikel yng saya baca aksi buvanest spinal sistem pada saraf pusat mengakibatkan tremor, cemas, pusing, tinnitus (telinga berdenging), pandangan kabur, lemah dan dapat pula terjadi kejang. Pasien juga dapat merasa mengantuk berlebih sampai tidak sadar dan henti napas.
BalasHapusjd begitulah mekanisme bupivacain menyebabkan kantuk, yan ternyata mempengaruhi sistem saraf pusat dan akhirnya menyebabkan efek yang tidak diinginkan seperti kantuk dan napas berhenti
BalasHapusHai yesy, baiklah saya disini akan membantu menjawab pertanyaan tentang bagaimana mekanisme kerja dari bupivacaine. Jadi menurut saya bupivacaine adalah obat dengan fungsi untuk memblokir rasa sakit selama prosedur medis dan operasi, termasuk bedah persalinan dan operasi gigi. Obat ini tergolong sebagai obat kelas anestetika lokal. Bupivacaine bekerja dengan cara menghambat sistem impuls yang mengirim sinyal rasa sakit ke otak Anda.
BalasHapusSemoga dapat membantu. Terimakasih
saya ingin menambahkan jawaban dari saudara ryan menurut saya Bupivacaine adalah anestetik local yang berasal dari kelompok obat anestesi amida amino. Bupivacaine bekerja dengan cara menghambat penjalaran impuls saraf nyeri ke otak. Bupivacaine pada umumnya digunakan sebagai analgesia pada pembedahan, prosedur bedah mulut dan diagnostik, serta obstetrik. Selain itu juga dapat digunakan sebagai anestesia spinal pada pembedahan abdomen, saluran kemih, dan anggota badan bagian bawah.
HapusInformasi terbaru menunjukkan bahwa terdapat sediaan terbaru dari bupivacaine, yaitu injeksi bupivacaine extended-release (ER) liposomal. Konsep dari produk ini adalah untuk memberikan efek analgesik dengan kerja lama, sehingga dapat mengurangi konsumsi opioid. Produk ini mengandung liposomal mikroskopik, sferis, dan multivesikular. Setiap liposomal tersebut berisi bupivacaine yang telah terenkapsulasi, yang akan dilepaskan secara perlahan dengan mekanisme yang kompleks yang meliputi reorganisasi dari membran lipid barier dan diikuti oleh difusi dari obat selama perpanjangan waktu.
Dari artikel yg saya baca menyebutkan bahwa bupivacaine bekerja dengan cara berikatan secara intaselular dengan natrium dan memblok influk natrium kedalam inti sel sehingga mencegah terjadinya depolarisasi. Dikarenakan serabut saraf yang menghantarkan rasa nyeri mempunyai serabut yang lebih tipis dan tidak memiliki selubung mielin, maka bupivacaine dapat berdifusi dengan cepat ke dalam serabut saraf nyeri dibandingkan dengan serabut saraf penghantar rasa proprioseptif yang mempunyai selubung mielin dan ukuran serabut saraf lebih tebal.Bupivacaine mempunyai lama kerja obat yang lebih lama dibandingkan dengan obat anastesi local yang lain. Pada pemberian dosis yang berlebihan dapat menyebabkan toxic pada jantung dan system saraf pusat
Hapusno 1
BalasHapusBupivacaine (Buvanest Spinal) hanya dapat digunakan pada ibu hamil, pemberian bupivacaine untuk anak-anak sangat tidak dianjurkan untuk anak yang berusia di bawah 12 tahun
saya akan menambahkan menurut artikel yang saya baca Larutan Bupivacaine hiperbarik yang digunakan pada anestesi spinal, pada saat awal penyebarannya di ruang sub-arachnoid, sangat dipengaruhi oleh gravitasi. Selain itu, penyebarannya lebih mudah ke arah cephalad dibanding larutan isobarik, bahkan pada posisi horisontal sekalipun. Pada larutan isobarik, tanpa penambahan dextrose, akan menghasilkan blok yang lebih rendah, tapi berdurasi lebih lama, dibanding larutan hiperbarik.Sedangkan pada larutan hiperbarik, oleh karena distribusi pada intrathekal lebih luas dan konsentrasi rata-ratanya yang lebih rendah, maka durasi kerjanya pun cenderung lebih pendek.
BalasHapus