Turunan Etilendiamin
Stuktur Umum : Ar(Ar’)N-CH2-CH2-N(CH3)2
Stuktur Umum : Ar(Ar’)N-CH2-CH2-N(CH3)2
- Tripelenamin
HCl (azaron,Tripel)
mempunyai efek antihistamin sebanding
difenhidramin dengan efek samping lebih rendah.Tripelenamin juga digunakan
untuk pemakaian setempat karena mempunyai efek anastesi setempat.Efektif untuk
pengobatn gejala alergi kulit,seperti pruritis dan urtikaria kronik.
- Antazolin
HCl (Antistine)
mempunyai aktivitas antihistamin lebih
rendah dibanding turunan etilendiamin lain. Antazoin mempunyai efek
antikolinergik dan lebih banyak digunakan untuk pemakain setempat dua kali
lebih besar dibanding prokain HCl.Dosis untuk obat mata : larutan 0,5%
- Mebhidrolinnafadisilat (Incidal,Histapan)
Stukturnya mengandung rantai samping
amenopropi dalam system heterosiklik karbonil dan bersifat kaku. Senyawa tidak
menimbulkan efek analgesic dan anestesi setempat. Mehibdrolin digunakan untuk
pengobatan gejala pada alergi dermal,seperti dermatitis dan
ekzem,konjugtivitas,dan asma bronkial. Penyerapan obat dalam saluran cerna
relatif lambat,kadar plasma tetinggi dicapai setelah ± 2 jam dan menurun secara
bertahap sampai 8 jam.
Turunan Propilamin
Obat-obat dari kelompok ini memiliki daya
antihistamin kuat.
1. Feniramin
: Avil (Hoechst)
Zat ini berdaya
antihistamink baik dengan efek meredakan batuk yang cukup baik, maka digunakan
pula dalam obat-obat batuk.
Dosis: oral 3 x sehari
12,5-25mg (maleat) pada mala hari atau 1 x 50mg tablet retard; i.v. 1-2 x
sehari 50mg; krem 1,25%.
2. Klorfenamin
(Klorfeniramin. Dl-, Methyrit, SKF)
Adalah derivate klor
dengan daya 10 kali lebih kuat, sedangkan derajat toksisitasnya praktis tidak
berubah. Efek-efek sampingnya antara lain sifat sedatifnya ringan. Juga
digunakan dalam obat batuk. Bentuk-dextronya adalah isomer aktif, maka dua kali
lebih kuat daripada bentuk dl (rasemis)nya: dexklorfeniramin (Polaramin,
Schering).
Dosis: 3-4 x sehari
3-4mg (dl, maleat) atau 3-4 x sehari 2mg (bentuk-d).
3. Bromfeniramin
(komb.Ilvico, Merck)
Adalah derivate brom
yang sama kuatnya dengan klorfenamin, padamana isomer-dextro juga aktif dan
isomer-levo tidak. Juga digunakan sebagai obat batuk.
Dosis: 3-4 x sehari 3mg
(maleat).
4. Tripolidin
: Pro-Actidil
Derivat dengan rantai
sisi pirolidin ini berdaya agak kuat, mulai kerjanya pesat dan bertahan lama,
sampai 24 jam (sebagai tablet retard).
Dosis: oral 1 x sehari
10mg (klorida) pada malam hari berhubung efek sedatifnya
TURUNAN
KOLAMIN
Calamine adalah obat dengan fungsi untuk mengobati rasa gatal, sakit,
dan tidak nyaman pada kulit akibat iritasi ringan yang disebabkan oleh tanaman
beracun seperti poison ivy, poison oak, dan poison sumac. Obat ini tergolong
sebagai obat kelas antihistamin topical dan antipruritik. Calamine bekerja
dengan cara mengeringkan luka lecet yang basah dan lembap akibat kontak
langsung dengan poison ivy.
Peringatan dan Perhatian:
Hanya untuk obat luar.
Cara Pemakaian:
Dioleskan tipis-tipis pada kulit.
Sediaan:
Serbuk obat luar, krim, cairan obat luar.
PERTANYAAN :
1.
Bagaimana
efek samping bagi anak-anak dari penggunaan kalamin ?
2.
Apakah obat-obat diatas aman untuk ibu hamil dan
menyusui ?
3.
Bagaimana
interaksi dari obat-obat di atas ?
Hai yesii..
BalasHapussaya akan memberikan tanggapan saya tentang pertanyaan no 3 dengan mengambil salah satu contoh obat dari turunan tersebut yaiu :
DEKSKLORFENIRAAMIN MALEAT
Interaksi:
penghambat MAO, alkohol, antidepresan trisiklik, barbiturat, depresan SSP, antikolinergik.
Hi yesy,
BalasHapusMenurut artikel yang saya baca bagi wanita hamil atau sedang menyusui, perlu di sesuaikan jenis dan dosis antihistamin dengan anjuran dokter. hal ini berarti tidak semua antihistamin cocok untuk ibu menyusui, oleh karena itu butuh diagnosa dokter untuk menjaga keamanan ibu dan bayi
iya benar, ibu hamil dan menyusui harus memilih obat antihistamin dengan benar, contohnya yg bisa di konsumsi adalah cetirizine
Hapusnah, benar yoan cetirizin merupakan kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil
HapusBerdasarkan artikel yang saya dapat, efek samping pada pemakainan kalamin secara topikal, yaitu adanya Reaksi alergi parah (ruam; gatal-gatal; sulit bernapas; dada terasa sesak; pembengkakan pada mulut, wajah, bibir atau lidah
BalasHapusiya setuju, namun apabila di gunakan sesuai dengan yang di anjurkan maka efek samping akan berkurang
HapusIyaa saya setuju dengan yoan jadi penggunaannya disesuaikan dengan tingkat keparahan dari pasiennya agar minim efeksamping tetapi besar efek farmakologisnya
Hapushai yesy, baiklah saya disini akan membantu menjawab tentang bagaimana efek samping bagi anak-anak dari penggunaan kalamin. Menurut literatur yg saya baca tidak ada efek samping UMUM yang telah dilaporkan untuk kasus penggunaan Calamine dosis kecil.
BalasHapusCari bantuan medis segera jika Anda mengalami efek samping PARAH saat mengggunakan Calamine topikal, seperti:
Reaksi alergi parah (ruam; gatal-gatal; sulit bernapas; dada terasa sesak; pembengkakan pada mulut, wajah, bibir atau lidah.
Tidak semua orang mengalami efek samping berikut ini. Mungkin ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.
BalasHapusSemoga dapat membantu. Terimakasih
Pertanyaan no.3
BalasHapusInteraksi Obat
Antagonis H1
1. Perpanjangan interval QT dan aritmia dapat terjadi bila terfenadin dan astemizol diberikan bersamaan dengan antijamur (ketokonazol, itrakonazol, flukonazol, dan mikonazol), atau antibiotika golongan makrolid (eritromisin dan klaritomisin).
2. Efek sedasi antagonis H1 generasi I meningkat bila diberikan dengan obat yang menekan SSP, misalnya alkohol dan diazepam.
Antagonis H2
Karena penghambatan P450 di hati, simetidin dapat menghambat metabolisme beberapa obat, seperti teofilin, siklosporin, dan propanolol. Antagonis kalsium, sulfonilurea, warfarin, antidepresan trisiklik dan imipramid. Simetidin juga menghambat sekresi tubular prokainamid. Obat ini meningkatkan metabolisme etanol. Sementara itu, efek ranitidine kecil pada sitokrom P450 sehingga kejadian interaksi obat lebih rendah dibandingkan simetidin. Ranitidin dilaporkan menurunkan absorbsi diazepam, dan juga berinteraksi dengan nifedipin, warfarin, teofilin, dan metoprolol. Untuk famotidin, interaksi obat yang bermakna belum diketahui, sedangkan nizatidin diketahui menghambat dehidrogenase alkohol di mukosa lambung.
DAFTAR PUSTAKA
Kee, J. L. dan E. R. Hayes. 1996. Farmakologi : Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Staf Pengajar Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. 2009. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Hai cinta, menurut artikel yg saya baca di www.livestrong.com, efek samping penggunaan calamin pada anak2 maupun orang dewasa diantaranya gatal-gatal, sulit bernafas dan bengkak pada lidah, tenggorokan atau wajah. Walaupun calamin digunakan untuk mengatasi rasa gatal, tapi pemberian obat secara topikal harus disesuaikan dengan jenis kulit, apalagi kulit anak2 yg sangat sensitif
BalasHapussaya setuju dengan jawaban anisa,karena mengganggu dari sistem pernafasan anak
HapusMenurut FDA, antihistamin pilihan pertama adalah klorfeniramin (CTM) dan difenhidramin. Sekalipun dikelompokkan aman, obat-obat ini hanya boleh dikonsumsi dalam jangka pendek. Tidak boleh sampai berhari-hari.Bayi dalam kandubgan bisa merasakan efek samping kantuk dari CTM atau difenhidramin. Sebisa mungkin hindari obat yang diminum. Jika kita mengalami alergi akibat sesuatu yang bersentuhan dengan kulit, sebaiknya kita berusaha mengobatinya dengan obat-obat yang digunakan secara lokal (topikal) alias dioleskan atau ditaburkan di kulit. Misalnya, sebelum memutuskan minum CTM atau difenhidramin, lebih baik mencoba bedak obat kulit lebih. Semoga Membantu..
BalasHapus1. Tidak ada laporan mengenai timbulnya efek samping yang berbeda untuk penggunaan Calamine pada anak-anak jika dibandingkan dengan kelompok usia lain.
BalasHapusEfek sampingnya adalah : Reaksi alergi parah (ruam; gatal-gatal; sulit bernapas; dada terasa sesak; pembengkakan pada mulut, wajah, bibir atau lidah.
2. sebaiknya tidak digunakan pada ibu hamil karena beresiko pada janin (plasenta) dan tidak dianjurkan pada ibu menyusui beresiko pada bayi (melalui ASI)
BalasHapusSaya setuju dengan pendapat kak marfiyanti,jika memang ada kondisi ibu hamil atau ibu menyusui harus mengkonsumsi antihistamin sebaiknya konsultasikan ke dokter terlebih dahulu
Hapussaya setuju dengan pendapat kak marfriyanti dan risma, sebaiknya tidak digunakan pada ibu hamil dan menyusui karena dapat berpengaruh pada bayi ataupun janin dalam kandungan,jika memang di butuhkan sebaiknya konsultasi dengan dokter sehingga penggunaannya aman.
HapusSaya ingin menjawab pertanyaan nomor 3 yaitu interaksi obat klorfeniramin adalah Depressants CNS
BalasHapusPotensi interaksi farmakologis (aditif depresi CNS) dengan alkohol dan depresan SSP lainnya (misalnya, hipnotik, sedatif, obat penenang).
saya mencoba menjawab pertanyaan no 2
BalasHapusMenurut artikel yang saya baca bagi wanita hamil atau sedang menyusui, perlu di sesuaikan jenis dan dosis antihistamin dengan anjuran dokter. hal ini berarti tidak semua antihistamin cocok untuk ibu menyusui, oleh karena itu butuh diagnosa dokter untuk menjaga keamanan ibu dan bayi
Saya setuju dengan pendapat Vikri karena penggunaan antihistamin pada ibu hamil digolongkan pada golongan B dimana obat ini pada studi hewan uji tidak menimbulkan efek bagi janin
HapusKLORFENIRAMIN MALEAT memiliki interaksi obat dengan alkohol, depresan SSP, anti kolinergik, penghambat MAO
BalasHapusHai yesii..
BalasHapussaya akan memberikan tanggapan saya tentang pertanyaan no 3 dengan mengambil salah satu contoh obat dari turunan tersebut yaiu :
DEKSKLORFENIRAAMIN MALEAT
Interaksi:
penghambat MAO, alkohol, antidepresan trisiklik, barbiturat, depresan SSP, antikolinergik.
teofilin
BalasHapusinteraksi obat dapat mengubah kinerja obat Anda atau meningkatkan risiko efek samping yang serius. Tidak semua kemungkinan interaksi obat tercantum dalam dokumen ini. Simpan daftar semua produk yang Anda gunakan (termasuk obat-obatan resep/nonresep dan produk herbal) dan konsultasikan pada dokter atau apoteker. Jangan memulai, memberhentikan, atau mengganti dosis obat apapun tanpa persetujuan dokter.
Walau beberapa obat tidak boleh dikonsumsi bersamaan sama sekali, pada kasus lain beberapa obat juga bisa digunakan bersamaan meskipun interaksi mungkin saja terjadi. Pada kasus seperti ini, dokter mungkin akan mengganti dosisnya, atau melakukan hal-hal pencegahan lain yang dibutuhkan. Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat lain baik yang dijual bebas maupun dari resep dokter.
Menggunakan obat ini dengan salah satu obat-obatan berikut ini tidak direkomendasikan. Dokter Anda mungkin memutuskan untuk tidak memperlakukan Anda dengan obat ini atau mengubah beberapa obat lain yang Anda ambil.
Amifampridine
Riociguat
Menggunakan obat ini dengan salah satu obat-obatan berikut biasanya tidak dianjurkan, tapi mungkin diperlukan dalam beberapa kasus. Jika kedua obat yang diresepkan bersamaan, dokter Anda dapat mengubah dosis atau seberapa sering Anda menggunakan salah satu atau kedua obat.
Acrivastine
Adenosine
Blinatumomab
Bupropion
Ceritinib
Cimetidine
Ciprofloxacin
Cobicistat
Deferasirox
Desogestrel
Dienogest
Dihydroartemisinin
Drospirenone
Enoxacin
Erythromycin
Estradiol Cypionate
Estradiol Valerate
Ethinyl Estradiol
Ethynodiol Diacetate
Etintidine
Etonogestrel
Fluconazole
Fluvoxamine
Fosphenytoin
Halothane
Idelalisib
Idrocilamide
Imipenem
Levofloxacin
Levonorgestrel
Medroxyprogesterone Acetate
Mestranol
Mexiletine
Nilotinib
Norelgestromin
Norethindrone
Norgestimate
Norgestrel
Pefloxacin
Peginterferon Alfa-2a
Peginterferon Alfa-2b
Phenytoin
Pixantrone
Regadenoson
Rofecoxib
Siltuximab
Thiabendazole
Troleandomycin
Vemurafenib
Zileuton
Menggunakan obat ini dengan salah satu obat-obatan berikut dapat menyebabkan peningkatan risiko efek samping tertentu, tetapi menggunakan kedua obat mungkin merupakan pengobatan terbaik untuk Anda. Jika kedua obat yang diresepkan bersamaan, dokter Anda dapat mengubah dosis atau seberapa sering Anda menggunakan salah satu atau kedua obat.
Adinazolam
Alprazolam
Aminoglutethimide
Amiodarone
Azithromycin
Bromazepam
Brotizolam
Cannabis
Carbamazepine
Chlordiazepoxide
Clobazam
Clonazepam
Clorazepate
Diazepam
Disulfiram
Estazolam
Febuxostat
Flunitrazepam
Flurazepam
Halazepam
Interferon Alfa-2a
Ipriflavone
Isoproterenol
Ketazolam
Lorazepam
Lormetazepam
Medazepam
Methotrexate
Midazolam
Nilutamide
Nitrazepam
Oxazepam
Pancuronium
Pentoxifylline
Phenobarbital
Piperine
Prazepam
Propafenone
Quazepam
Rifampin
Rifapentine
Riluzole
Ritonavir
Secobarbital
St John’s Wort
Tacrine
Tacrolimus
Telithromycin
Temazepam
Ticlopidine
Triazolam
Viloxazine
Zafirlukast